Setelah sekian lama, akhirnya bisa bernegosiasi, mufakat, dan satu frame lagi.
Kami sungguh bersyukur atas anugerah Tuhan yang tiada tara. Keluarga yang menjadi miniatur hidup penuh makna. Suka duka, rasa tenteram, berbagi kasih sayang, bergumul saling menguatkan, memaknai ujian, dan belajar menenggang untuk bertumbuh kembang.
Tak terasa, meski sesungguhnya jika diresapi akan jadi catatan perjalanan yang amat panjang, beberapa waktu lalu kami menapaki 22 tahun perkawinan. Sebuah ikatan sederhana yang kami terima dan syukuri sebagai panggilan dan berkat.
Tak terasa pula, anak2 kami sudah mekar, besar, menjadi kupu2 warna warni yang terbang menyinggahi taman kehidupan baru. Hidup tak selamanya mudah, tapi itulah alasan kenapa kita dilahirkan: menangkap panggilan dan memaknai tiap keputusan. Berani meninggalkan kepompong kenyamanan.
Saya hanya ingin berterima kasih untuk istri saya, Rika, yang menerima dadu taruhan masa depan 22 tahun lalu. Kita bersama menguji peruntungan dan meresapi tiap kejatuhan. Dua anak saya, Mahatma dan Acyuta. Matahari dan bulan hidup kami, yang bergantian berbagi terang dan nyala tentang pernak pernik rasa, karsa, dan cita2.
Tentu kami sungguh menjura di hadapan Sang Maha Kasih, yang telah memanggil, menyatukan, dan mengutus kami. Dalam tiap kesulitan dan kebuntuan, selalu ada mukjizat tak ternilai. Pula untuk sanak kerabat, sahabat, handai taulan, rekan sepenziarahan. Tanpa kehadiran dan limpahan budi baik Anda semua, kami bukan siapa2.
Sang Maha Cinta kiranya terus tiada henti menyinari kita dengan bajik bijak. Menjadi manusia yang selalu ingat Sangkan Paraning Dumadi. Darimana ia berasal, dan ke mana ia hendak menuju.
Rahayu. Berkah Dalem