Ibu kami telah mengakhiri pertandingan dengan baik. Ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk kebahagiaan orang-orang yang dicintainya. Tak pernah lekat dengan segala urusan dan hal duniawi, Ibu adalah seorang pendoa yang tangguh. Separo lebih hidupnya diabdikan menjadi guru, pendidik yang dicintai dan menggoreskan kesan mendalam bagi para muridnya. Ibu adalah pribadi yang sangat percaya kuasa doa, yang tak sekadar menunjukkan iman yang penuh, tapi sekaligus obat ampuh bagi hati yang kaku dan beku. Di hampir tiap masalah Ibu selalu mengajak kami semua berpasrah dalam doa sebagai solusi yang menenteramkan dan oase yang menjadi sumber inspirasi.
Ibu juga telah menunjukkan bahwa iman dan ikhtiar dapat berjalan beriringan. Meski secara sadar dan sepenuh hati menerima kerapuhan tubuh, Ibu tak henti berobat dan menjaga pola hidup sehat. Dokter yang kurang lebih 10 tahun menangani Ibu pun berucap demikian saat kami mendampingi Ibu di detik-detik akhir perjuangan melawan sakit. ‘Ibu sangat hebat dan kuat tekadnya untuk sembuh,” ujarnya lirih.
Ibu kami, Theresia Rusiyati, telah berpulang dengan damai 22 Juni 2022, persis di hari ulang tahunnya. Beliau lahir 22 Juni 1943. Romo Adrianus Maradiyo yang memimpin ibadat pelepasan di RS Panti Rapih mengatakan bahwa Ibu 22 Juni 1943 lahir di dunia dan pada 22 Juni 2022 terlahir di sorga. Kami percaya, ini bukan misteri tanpa pesan dan makna. Ibu telah dipilihkan Tuhan kembali ke pangkuan Allah yang dicintai dan dirindunya, persis di hari yang paling bahagia. Ia kembali di waktu ia terlahir. Kematian bukan akhir dan kemurungan berlarut, melainkan jawaban dan jembatan bagi kerinduan akan bahagia abadi.
Di saat kesadaran Ibu menurun, Tuhan memperkenankan Ibu tersadar dengan tatapan mata teduh dan anggukan kuat saat anak cucu mengucapkan selamat ulang tahun. Ibu berpulang dengan sangat terhormat. Mendapat penanganan terbaik di rumah sakit terbaik, dikelilingi orang-orang baik, dan dihantar dengan darasan doa sepanjang waktu. Jika ada air mata dan tangis pecah, kami memaknai itu sebagai campur aduknya rasa kehilangan, rasa bangga, ungkapan syukur, dan keyakinan bahwa Ibu mendahului kami untuk menyiapkan tempat terbaik untuk anak-anaknya. Ibu ingin jadi pendoa yang tangguh.
Tak lupa, sekali lagi kami memohonkan maaf untuk salah dan khilaf yang dilakukan Ibu kami selama hidupnya. Pintu maaf yang dibuka dan pengampunan yang diberikan tentu melapangkan jalan Ibu kami berpulang ke keabadian.
Kami menghaturkan beribu terima kasih atas empati, doa, dan perhatian yang diberikan. Ini sungguh sebuah penghiburan yang sangat menguatkan. Alih-alih tenggelam dalam kehilangan, kami larut dalam permenungan tentang kematian sebagai jalan menuju kebangkitan. Kematian yang absurd itu telah ditundukkan oleh kebangkitanNya. Kesia-siaan, putus asa, ketiadaan harapan itu diubah menjadi harapan dan kemuliaan.
Kiranya Tuhan yang maha welas asih membalas perhatian dan kebaikan Ibu Bapak dan saudari-saudara dengan berkat berlimpah. Semoga Tuhan selalu menjaga dan melindungi kita dalam penziarahan hidup ini.
Selamat jalan Mami, Ibu Theresia Rusiyati. Jadilah pendoa dan inspirasi bagi perjalanan hidup kami.