Ini adalah Klinik “Welas Asih”. Bapak saya duduk sendirian menikmati sore. Sore yang bukan senja meski usianya tak lagi muda. Semangatnya terus menyala, sekuat waktu muda, ketika masih gagah dan menyembuhkan banyak orang dengan karunia Tuhan yang mengalir lewat tangannya. Tak terhitung jumlah orang yang pernah ditolong secara cuma-cuma, sepenuh hati.
Klinik kecil di dusun kelahiran saya, menempati sebagian rumah orang tua yang kini hanya tinggal berdua. Cita-cita kami sederhana, dapat melakukan hal kecil yang bermanfaat. Setelah berdiskusi dengan orang tua yang antusias dan dibantu sepupu saya yang bekerja sebagai ahli gizi di RSUD Wonosari, klinik ini akhirnya beroperasi, dilengkapi dua ruang periksa, stetoskop, tensimeter, timbangan, alat ukur kolesterol/gula/asam urat, termometer, oksimeter, oxygen concentrator, serta obat-obatan dan vitamin.
Klinik kecil dengan mimpi besar. Kami ingin membantu warga sekitar terutama para lansia dan warga yang berisiko penyakit hipertensi dan diabetes. Syukurlah kami berkenalan dengan Dokter Grace, dokter yang bekerja di RSUD Wonosari dan punya semangat pengabdian yang tinggi. Dibantu keponakan saya yang perawat dan sepupu yang membantu pelayanan, akhirnya kami memberanikan diri mulai melayani.
Seminggu sekali klinik ini menyediakan pemeriksaan gratis untuk warga, untuk sekadar mengecek tekanan darah, detak jantung, atau kadar kolesterol, gula, dan asam urat. Bagi yang terpapar risiko, kami berikan obat dan vitamin. Jika kondisi agak berat dan mengkhawatirkan, akan dirujuk ke Puskesmas atau RSUD. Mudahnya, kami hanya membantu mendeteksi dan mengenali gejala lebih awal agar bisa diantisipasi dengan lebih baik. Ternyata banyak warga desa yang tak sadar dirinya menderita hipertensi, diabetes, asam urat, dan lainnya. Bisa dibayangkan risiko dan dampak ketika mereka yang hidupnya rentan ini sakit.
Rencananya, seminggu sekali juga ada pelayanan senam lansia, agar para lansia tetap sehat bugar dan gembira karena berjumpa dengan teman-temannya. Tentu saja yang kami lakukan sederhana. Semua pelayanan digratiskan, yang penting warga terlayani. Bukankah sudah ada Puskesmas dengan BPJS? Tak semua warga berani mengakses layanan dengan berbagai alasan. Kami harap dengan pelayanan yang baik, kesadaran pun tumbuh sehingga warga semakin akrab dengan pola hidup sehat. Warga pun kami dorong membentuk komunitas agar dapat semakin erat saling memerhatikan dan menopang.
Pertimbangan saya sederhana. Itung-itung mencarikan teman buat orang tua saya, biar tetap gembira dan sehat bersama. Semoga langkah kecil ini menginspirasi dan menemukan rekan seperjalanan, mengabdi pada kebaikan dengan melayani sesama. Saya percaya banyak orang seperti Dokter Grace dan warga yang menginisiasi dan bekerja sebagai relawan. Kehadiran kasih Tuhan semakin nyata dalam keterlibatan, tanpa perlu membawa bendera atau embel-embel label atau identitas.
AMDG, amrih mulya dalem Gusti!