THR ASN, Dedikasi, dan Sedekah

Teka teki itu terjawab sudah. THR untuk ASN akhirnya diumumkan kemarin, oleh Presiden dan dilanjutkan Menteri Keuangan. Banyak tanggapan beragam terhadap pengumuman ini. Ada yang kecut kecewa, ada yang bersyukur haru. Ada yang biasa-biasa saja. Hal yang lumrah.

Beberapa hari sebelum pengumuman, WA saya dibanjiri pesan yang bertanya apakah THR kali ini “full” atau seperti tahun lalu. Saya sangat maklum rasa kepo ini, di tengah suasana pandemi yang tidak mudah. Sebagian rekan ASN bertugas di luar kota, terpisah jarak dan waktu dengan keluarga dan orang yang dicintai, dibelenggu covid-19.

Saya sangat berempati dan bisa memahami perasaan, kegundahan, dan harapan teman-teman. Hingga pengumuman kemarin disampaikan, saya pun ikut gemetar menunggu respon kecewa, sedih, menggugat, dan lainnya. Tapi saya mendapati banyak ekspresi kecewa yang tetap jenaka. Dalam hati saya bergumam lirih, teman-teman ini juara, hebat sekali mentalnya.

Kalau diikuti perjalanan cerita THR ASN 2021 ini, tampak jelas niat pemerintah membayarkan THR secara penuh, tidak seperti THR 2020. Agustus 2020, jarum waktu menyembulkan harapan dan optimisme bahwa pandemi dapat segera kita taklukkan. Optimisme yang beralasan seiring berbagai kebijakan dan program yang dibuat, dan terutama kabar penemuan vaksin.

Memasuki gerbang 2021, suasana pandemik ternyata masih menyelimuti kita. Meski tetap berupaya keras untuk segera mengatasi wabah ini, toh pemerintah harus realistis. Pandemi belum berakhir, banyak negara justru diuji dengan lonjakan kasus baru. Pembatasan harus terus dilakukan untuk mengurangi mobilitas dan interaksi, hal yang menyebabkan dunia usaha masih tertawan rendahnya permintaan.

Ekonomi meski bergeliat, masih amat lemah. Para pelaku UMKM berjibaku, sedangkan jutaan saudara kita kehilangan mata pencaharian dan bergantung pada kebaikan negara melalui bantuan sosial. Di saat persamaan, penerimaan pajak cekak lantaran aktivitas ekonomi menurun. Alih-alih bayar pajak, para pelaku usaha justru berharap insentif agar tetap dapat menjaga nafas. Tak kurang Rp 699 triliun digelontorkan, baik untuk menangani dampak kesehatan, insentif para pelaku UMKM, jutaan penerima bansos, dan pelaku usaha lain yang menjadi tempat bergantung hidup jutaan saudara kita, yang masih terengah berjuang memenuhi kewajiban THR.

Cuaca sosial seperti itulah yang membingkai kebijakan pemberian THR ASN 2021. Pemerintah tetap berkomitmen membayarkan meski belum bisa sepenuhnya sama dengan kala kondisi normal. Di balik kebijakan ini, ada hal yang tak terduga. Para ASN ternyata terus berkomitmen bekerja dengan baik dan mengabdi dengan dedikasi tinggi.

Tunjangan Hari Raya para ASN tidak berkurang, tapi sebagian disedekahkan bagi sesama yang membutuhkan. Pengorbanan dan keikhlasan sahabat ASN membuat saudara-saudari yang membutuhkan dapat menyambung hidup dan berbagi senyum. Ini ekspresi gotong royong dan solidaritas yang sempurna. Perwujudan spirit ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah yang sejati.

Terima kasih sahabat ASN. Terima kasih telah berdedikasi dan berkorban. Percayalah, pengorbanan kita tak sia-sia. Dia yang maha baik mencatat amal kebaikanmu di kitab surgawi. Diiringi malaikat yang terus menjaga kita, kiranya ikhtiar dan doa kita di bulan baik ini dikabulkan Tuhan. Sekali lagi, terima kasih. Semoga kita segera keluar dari masa sulit ini dan dapat kembali memeluk keseharian dengan bahagia dan hangat. Mari terus bersyukur atas nikmat Tuhan.

30 April 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *